Dani Kunti Oktaviantari

23 September 2012

Cinta Ibu memang sepanjang masa. Tak peduli apa pun yang menghadang, Ibu akan selalu ada buat anaknya. Seperti itu juga Ibuku. Ibu yang bener-benar sangat kucintai. Ibu yang saat ini, detik ini, sangat kurindukan.  Ah, sepertinya baru beberapa minggu yang lalu aku baru saja berdamai dengan hatiku. Berdamai untuk tidak merengek ingin pulang karna rasa rindu yang membuncah itu. Berdamai untuk bisa menahan rindu itu demi tujuan utamaku. Berusaha menenangkan hati untuk terus melangkah meski rasa rindu itu kian menggebu. Ah, baru kemarin saja aku bisa mengendalikan rasa rinduku. Berdamai dengan rasa itu, tertumpuk aktivitas yang lumayan mengalihkanku.

Tapi semenjak kedatangan ibu menjengukku, rasanya aku selalu kangen dengan ibu. Beberapa hari yang lalu, karna kecerobohanku sendiri, aku masuk Rumah Sakit karna muntaber. Hmm, aku menyesal sekali waktu itu. Telah membuatmu ibu khawatir dan tergopoh-gopoh datang ke bogor. Padahal waktu itu, kaki ibu sedang sakit. Dan demi aku yang sangat sangat ceroboh ini, ibu rela datang jauh2 ke Bogor. Rasanya aku telah berdosa besar. Pertama, telah membuat ibu dan bapak khawatir dan datang tergopoh2 ke Bogor. Kedua, aku telah menambah beban ibu untuk membiayai biaya rumah sakitku. Dan ketiga parahnya, sempat-sempatnya aku ngambek ke Ibu dan mendiamkan beliau beberapa waktu. Tapi sungguh ibu, waktu itu benar-benar aku sedang lepas kendali, dan merasa sangat menyesal sekali bu. Rasanya, aku rela kalau ibu harus memukulku keras2, asal aku tidakk membuat ibu terluka.

Aku janji bu, aku akan slalu membuat senyum di hari tua mu nanti. Aku janji akan menjadi anak yang bisa engkau banggakan. Aku janji akan mempersembahkan sesuatu yang bisa membuatmu sangat bahagia. Aku janji ibu, sebisa mungkin aku tidak akan pernah menyakitimu. Aku janji bu. Janji. Ini janjiku Ibu untuk membalas semua budimu. Untuk peluh yang kau kucurkan setiap hari. Untuk luka yang tersayat setiap hari di dadamu. Untuk airmata yang telah kau tumpahkan untukku. Untuk semua yang begitu berharga untukku Ibu. Aku sangat menyayangimu Ibu. Peluk dan cium kangen dariku Ibu. Anakkmu

Posted on 23 September 2012, 15.15 by Dani Kunti Oktaviantari

1 comment

4 September 2012

Kugamit cintamu menyusuri pedihnya waktu
Kupeluk hatimu menepis kesendirian pilu
Kudekap hadirmu tepiskan dinginnya dunia...
Bersama, menyongsong kemilau mentari
                Ah, hidup ini begitu sederhana
                Sesederhana “senyummu” ketika aku bahagia
                Sesederhana “murammu” ketika aku duka
                Ah cinta ini juga begitu sederhana
                Slalu memberi meski tak diberi
                Slalu mengerti meski seringkali tak dimengerti
 ............................................................................................

Posted on 4 September 2012, 16.44 by Dani Kunti Oktaviantari

No comments

2 September 2012


Mengenalmu begitu indah untukku. Meski perkenalannya hanya sebuah ketidaksengajaan. Meski semuanya berjalan begitu cepat, sangat cepat. Berjalan seolah kita sudah saling mengerti isi hati, meski tak pernah ada kata yang terucap. Berjalan seolah kita sudah saling mengenal puluhan tahun, meski baru seminggu bertemu. Berjalan seolah kita sedang bersama, meski ratusan kilometer kita terpisah....
            Sejak awal, aku memang merasa sudah mengenalmu. Mengenal hatimu dan pribadimu. Sejak awal juga aku merasa kagum denganmu. Meski tak pernah ada kata yang terucap, waktu itu. Pribadimu yang memesona, memaksaku untuk terus mengagumimu. Sampai akhirnya, kita saling mengerti isi hati. Meski ratusan kilometer kita terpisah. Meski tidak setiap hari aku bisa melihat senyummu. Meski aku hanya bisa merasakan tawamu, tanpa melihatmu. Tetap saja, hadirmu begitu dekat di sisiku. Semakin lama semakin indah hadirmu untukku. Semakin indah dirimu di mataku.... semakin indah saja dirimu untukku
            Aku tak pernah tau, sampai kapan kau mampu bertahan bersikap seperti ini. Masih selalu di sisiku, meski rattusan kilometer kita terpisah. Masih selalu mengirim pesan singkat , meski hanya pertanyaan lugu. Masih selalu memperhatikanku, meski kadang berlebihan. Ah, betapa indah kisah ini. Andai semua ini bisa abadi. Andai kau bisa bersamaku slalu.Setiap waktu, setiap detik, setiap hembusan nafasku. Setiap tarikan napasku, yang kurasa ada hadirmu.
            Ah, bukankah jodoh urusan Yang Maha Tahu........

Posted on 2 September 2012, 18.09 by Dani Kunti Oktaviantari

No comments